Tuesday, October 4, 2011

Dasar - Dasar Perilaku Individual

PERILAKU ORGANISASI (PO) atau OB

Bab II.
DASAR – DASAR Perilaku Individual.

Tujuan dari Bab II ;

Mendeskripsikan apa Karakteristik biografis utama.
Mendefinisikan 2 Jenis kemampuan.
Membentuk perilaku orang lain.
Membedakan antara 4 jadwal penguatan.
Menjelaskan peran hukuman dalam pembelajaran.
Mempraktekan Swa manajemen.
Memperagakan ketrampilan disiplin yang efektif.

Intelegensi adalah salah satu karakteristik yg dibawa ketika bergabung yg mempengaruhi kinerja. Manajemen akan membentuk perilaku berdsrkan karakteristik biografis, kemampuan & pembelajaran.

1. Karakteristik Biografis

adalah : Karakteristik pribadi, mis ; umur, jenis kelamin & status perkawinan yg objektif & mudah diperoleh dari catatan pribadi.

Karakteristik ini mempengaruhi 4 Hal ; Produktifitas, Absensi, Tingkat keluar masuk & kepuasan.

Usia :
Hubungan Usia & kinerja merupakan hal penting karena :

1. Keyakinan bahwa usia meningkat maka kinerja menurun.
2. Angkatan kerja semakin menua.
3. Adanya batasan usia pensiun.

Ada suatu persepsi bahwa :

Semakin tua maka keahlian meningkat tetapi penyesuaian thd perubahan akan menurun, sedangkan turn over menurun juga dan bolos menurun tetapi sakit meningkat dan waktu sakit memanjang.

Tetapi ternyata bahwa semakin tinggi usia maka produktivitas menurun tidak selalu benar.

Untuk pekerja professional , semakin tua maka kepuasan semakin tinggi.

Untuk pekerja non professional , semakin tua maka kepuasan semakin turun lalu baru naik.

Jenis kelamin :

Wanita lebih memilih waktu yang fleksibel. , tetapi lebih sering absen karena budaya. Produktifitas tdk terkait dengan kelamin.

Status perkawinan :

Absensi turn over Kepuasan Menikah
Mungkin karena peningkatan tanggung jawab.

Masa Kerja :

Senioritas Produktivitas Kemangkiran Turn over

Masa kerja yang lalu baik untuk meramal masa depan.

2. Kemampuan :
Suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Tugas manajemen adalah mengetahui kemampuan dan bagaimana meningkatkannya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

Kemampuan intelektual :

Kemampuan yg diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental.

Umumnya ada hubungan kuat antara test IQ dengan kinerja ,walaupun tdk semua pekerjaan butuh IQ yg tinggi.

Kemampuan fisik :

Kemampuan yg diperlukan untuk melakukan tugas2 yg menuntut stamina,kecekatan ,kekuatan dan ketrampilan serupa.
Kembali ,manajemen dituntut untuk mencocokkan kemampuan dengan tugas yg cocok.

Kesesuaian Pekerjaan Vs Kemampuan.
Kemampuan harus sesuai dengan pekerjaan, ketidak sesuaian baik terlalu tinggi ataupun rendah akan menimbulkan ketidak puasan karyawan. Pembelajaran :

Suatu perubahan yg relative permanent dari perilaku yg terjadi sebagai hasil pengalaman.
Belajar melibatkan perubahan.
Perubahan harus relative permanent.
akibat belajar harus terjadi pada perilaku, tindakan, proses berfikir.

Teori Pembelajaran ada 3 :

1 Pengkondisian Klasik :
Seseorang individu menanggapi beberapa rangsangan yg tidak akan selalu menghasilkan response semacam itu.
Rangsangan tak terkondisi menghasilkan response tak terkondisi. (naluri)
Rangsangan terkondisi dikaitkan dengan rangsangan tak terkondisi sehingga didapat response terkondisi.
Pengkondisian klasik bersifat pasif.

2 Pengkondisian Operan :
Suatu tipe pengkondisian ,dimana perilaku sukarela yg diinginkan menyebebkan suatu penghargaan / mencegah suatu hukuman.
Perilaku diasumsikan dipelajari dari luar dan bukan dari dalam. Yaitu dng menciptakan konsekuensi yg positif (penghargaan) atas suatu perilaku tertentu
Dan semua harus konsekuens, agar diperoleh penguatan yg positif. Jika tidak konsekuens maka akan gagallah operan tsb.

3 Pembelajaran social :
Orang dapat belajar dari pengamatan dan pengalaman langsung.
Teori ini adl kelanjutan dari pembelajaran operant dimana perilaku fungsi dari konsekuensi dan juga pengamatan dan persepsi dalam belajar.

Proses proses ketika mjmn menyusun program pelatihan adl:

Proses perhatian. Atas kejadian yg ada dan yg serupa.
Proses Penahanan. Seberapa lama individu mengingat kajadian yg ada dulu.
Proses reproduksi motor , mengamati model (Kejadian) menjadi perbuatan.
Proses Penguatan. Motivasi rangsangan positif atas perilaku yg diperkuat dengan ganjaran.

3. Pembentukan Perilaku (Alat Manajerial)
Cara ini adalah penguatan setahap demi setahap terhadap tiap kejadian yg mengarah pada perilaku yg membawa perbaikan.

Metode Pembentukan perilaku
Adalah Memperkuat secara sistematis tiap langkah berurutan yg menggerakkan seorang individu mendekati responses yg diinginkan. (Ada 4 Cara)

Penguatan positif.
Penguatan negative.
Hukuman
Pemunahan.

Penguatan positif atau negative sama-sama membawa dampak bagi karyawan

Kesimpulan nya adalah :

1. Beberapa tipe penguatan diperlukan untuk perubahan tipe perilaku.
2. Beberapa tipe ganjaran lebih efektif.
3. Kecepatan berlangsungnya proses belajar yg permanent tergantung timing dari penguatan.

Penguatan berkesinambungan dilakukan setiap perilaku diperagakan.

Jadwal Penguatan : (ada 2)

1. Berkesinambungan.
2. Terputus-putus. (ternyata cara ini lebih cenderung membuat orang bertahan untuk melakukan) – tipe ini disebut tipe interval.

Jadwal Penguatan


Penguatan terputus-putus :

Suatu perilaku yg diinginkan diperkuat cukup sering untuk membuat perilaku itu berharga untuk diulang, tetapi tidak dalam waktu yg terus menerus.

Interval pasti : Jadwalnya seragam. Contoh upah mingguan/bulanan.
Interval variable : jadwal tidak dapat diramalkan. Contoh : ulangan dadakan
Rasio pasti :

Ganjaran diberikan setelah sejumlah response yg jumlahnya pasti atau ditentukan.
Contoh : upah borongan.

Rasio Variabel :
Ganjaran bentuknya tidak pasti.
Contoh Komisi penjualan.

Jadwal Penguatan :
Kalau berkesinambungan dapat jenuh. Jadwal Variabel cenderung lebih baik karena ada unsur kejutan dan lebih berorientasi pada kinerja.

Modifikasi perilaku :
Penerapan konsep penguatan dalam mengatur pekerjaan., Misalnya dengan membuat system pelaporan

Ada 5 langkah model pemecahan masalah :

1. Identifikasi perilaku.
2. Mengembangkan data base
3. Identifikasi konsekuensi perilaku.
4. Implementasi strategi intervensi.
5. Evaluasi.

Beberapa penerapan organisasional yg spesifik. (ada 6 contoh) :

Undian untuk mengurangi absensi.
Tunjangan sehat lawan tunjangan sakit.
Disiplin Karyawan.(menjelaskan detail apa yg disukai dan bukan hanya hukuman untuk kesalahan).
Metode program pelatihan :
Yaitu memberikan model pada pelatihan tsb berupa ; sifat-sifat motivasional ; memberikan pelatihan, menawarkan ganjaran positif, dan menerapkan pelatihan pada pekerjaan nantinya.

Menciptakan program mentor. Yaitu cara magang.
SWA Manajemen :

Teknik-teknik belajar yg memungkinkan individu mengelola perilaku mereka sesui tuntutan tanpa perlu control manajemen dari luar.

Kesimpulan :

1. Karakteristik biografis :
Usia tdk berhubungan dengan produktifitas ,tetapi absensi.
Status perkawinan hubungannya dengan absensi, dan keluar masuk, dan kepuasan kerja.
2. Kemampuan mempengaruhi langsung kinerja dan kepuasan lewat kesesuaian kerja.
Caranya :
Seleksi karyawan.
Promosi atau rotasi.
Modifikasi pekerjaan (bias alat atau cara).
Pelatihan.
3. Pembelajaran. :
Penguatan positif alat ampuh dari pada penguatan negative.
Manajer bertingkah sebagai model bawahan..

No comments:

Post a Comment