Saturday, April 2, 2011

Tertipu Cinta Dunia Maya


Sebut saja namaku Dheya. Aku sedang menyelesaikan kuliah di sebuah Universitas di malang. Tak sengaja aku berkenalan dengan seorang cowok di Facebook, yang mengaku bekerja di perusahaan Ekspor-import.

Perkenalan itu semakin akrab dan berujung saling curhat masalah pribadi, saat itu aku baru putus dengan cowokku. Lama-lama kita merasa cocok dan memutuskan menjalin hubungan walau belum saling bertemu. Hanya berbekal keyakinan aku menerima Rio sebagai kekasihku di dunia maya.

Rio juga bercerita telah menjadi orang sukses tanpa harus bergantung kepada kedua orang tuannya yang juga kaya. Rumah dan mobil telah dimilikinya. Bahkan dia mengutarakan niatnya untuk segera menikahiku. Rasanya aku berada diawang-awang mendapatkan calon suami yang baik dan kaya raya tanpa merasa curiga.

Suatu hari aku mungutarakan niatku untuk segera bertemu dengan Rio. Dia pun menyetujui dengan syarat, bulan depan baru bisa menemuiku dengan alasannya banyak pekerjaan kantor yang segera di selesaikan.Akupun menyetujuinya walau sedikit kecewa. Padahal jarak tempat tinggal aku dan Rio tidak terlalu jauh. Aku tinggal di kota malang dan Rio tinggal di kota surabaya.

Siang itu jam kuliah kosong, Aku memutuskan beristirahat dirumah sambil baca buku yang aku beli kemarin. Tiba-tiba hape ku berbunyi!! Nada lagu”knock-knock” dari Lenka itu menjerit-jerit memanggilku untuk segera melihat sms yang masuk. Aku meraih hapeku yang masih berada didalam tasku yang berwarna pink.

“Rio! gumamku melihat sms itu”.
“Beibs aku lagi sedih banget hari ini, banyak masalah dikantor dan mungkin minggu depan aku akan resign”

Aku kaget dan mencoba menghubungi no.hape Rio, tapi tidak diangkat. Walau kucoba beberapa kali hingga terasa tanganku kriting pencat-pencet hape. Kemudian kuputuskan untuk membalas sms dia dan mencoba memberi semangat kepadanya.

Setelah beberapa hari aku tak mendapat kabar dari Rio, siang itu dia menghubungiku dan menceritakan keadaanya. Dia telah menjual rumah dan mobilnya untuk menutupi hutangnya pada perusahaan. Aku mencoba menghiburnya dan memberi semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Entah ide dari mana, tiba-tiba aku ingin pergi ke Surabaya menemui Rio.

Hanya berbekal alamat yang kudapat dari biodata Rio di Facebook, aku berangkat ke Surabaya dengan naik Bus sendirian, tanpa memberi tahu Rio terlebih dahulu. Perasaankulah yang memaksa aku untuk mengetahui lebih jauh tentang Rio. Jujur, mungkin ini kelebihan yang harus aku syukuri karena setiap ada kejadian buruk yang akan menimpaku ada bisikan yang selalu memberi tahuku. Dan 90% tidak ada yang meleset. Apakah ini kekuatan indra ke-6 ku, aku juga tidak tahu!

Pukul 11.00 siang aku telah sampai di terminal bungurasih. Perutku yang belum ku isi dari pagi meronta menuntut jatahnya. Aku tak menghiraukannya. Kerena aku tidak terlalu tahu tentang daerah-daerah disurabaya, kuputuskan untuk mencari taxi menuju alamat rumah Rio.

“Dinoyo sekolahan gang buntu pak!, kataku kepada sopir taxi”.
“Iya Mbak, jawab sopir taksi.”

Setelah menunjukkan alamat yang aku tuju kepada sopir taxi, akhirnya aku sampai juga di alamat itu. Kupencet bel rumah megah yang ada di depan mataku dengan berharap Rio yang akan membuka pintu rumah itu. Kulihat pintu terbuka dan sosok wanita cantik yang memakai jeans dan kaos warna putih itu menghampiriku.

“ Cari siapa ya? Sapa gadis itu dengan mata menyelidik dan sedikit ketus.”
“ Maaf Mbak, benar ini rumahnya Rio?”
“ Rio…? Rio siapa yach?”

Aku mengeluarkan foto di dompetku yang sengaja kucetak yang kuambil dari Facebook Rio.

“ Ini mbak Fotonya”
“ Oh….Rio!! Dia tidak tinggal disini mbak, Dia tinggal di warnet yang saya punya” .

Aku kaget dengan kata-kata gadis yang ada di depanku dan berusaha bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku pun menanyakan gerangan siapa Rio yang sebenarnya kepada gadis itu. Aku sangat terpukul dan mohon pamit kepada gadis yang telah membukakan mataku tentang cinta semu di dunia maya.

Akupun langsung pulang ke malang dengan pikiran berkecamuk, marah, dan menyesal mempercayai orang yang belum pernah aku temui di dunia nyata, bahkan sampai menjalin hubungan dengan dia. Setelah kejadian itu, Aku menutup akunku di Facebook dan berjanji tidak akan membuat akun baru lagi. Nomer hape, ku buang ketempat sampah dan menggantinya dengan yang baru.

No comments:

Post a Comment